Dumai, 28 April 2025 - Fisabilillah Institute
Pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, ada seorang pemuda miskin yang hidup serba kekurangan.
Setiap hari, ia bekerja keras, namun hasilnya hanya cukup untuk membeli sepotong roti.
Suatu hari, saat ia baru saja membeli roti dengan sisa uang terakhirnya, datanglah seorang pengemis tua yang berkata:
"Wahai anak muda, aku belum makan sejak kemarin. Berilah aku sesuatu yang bisa menguatkan tubuhku."
Pemuda itu memandang roti satu-satunya di tangannya.
Ia berpikir sejenak:
"Kalau aku berikan, aku sendiri akan lapar. Tapi kalau aku tahan, bagaimana mungkin aku tega melihat orang yang lebih membutuhkan?"
Akhirnya, dengan senyum ikhlas, pemuda itu menyerahkan rotinya kepada si pengemis.
Malam itu, ia tidur dalam keadaan lapar. Namun hatinya lapang.
Keesokan harinya, ketika ia berjalan mencari pekerjaan,
seorang saudagar kaya memanggilnya.
"Wahai anak muda, aku mencari pekerja jujur dan amanah. Aku mendengar tentang kebaikanmu kemarin. Maukan kau bekerja padaku?"
Singkat cerita, pemuda miskin itu akhirnya bekerja di tempat saudagar tersebut.
Tidak lama kemudian, ia dipercaya menjadi pengelola usaha.
Usahanya berkembang pesat.
Pemuda yang dulu kelaparan, kini menjadi salah satu orang yang paling dermawan di Madinah.
✨ Hikmah dari Kisah Ini:
- Sedekah tak pernah mengurangi harta, bahkan membuka pintu rezeki tak terduga.
- Ketulusan hati lebih berharga di sisi Allah daripada kekayaan dunia.
- Kebaikan sekecil apapun, Allah melihat dan membalasnya dengan kelimpahan.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam:
"Sedekah tidak akan mengurangi harta. Tidaklah seseorang memaafkan, kecuali Allah akan menambah kemuliaan baginya. Dan tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Dia akan mengangkat derajatnya."
(HR. Muslim)
Daun yang jatuh tak pernah membenci angin,
Air mengalir tak lelah membawa harapan,
Kebaikan kecil bila ikhlas dilakukan,
Akan berubah menjadi kebahagiaan yang tiada berkesudahan.
0 Comments