Ustadz H. Samsul Hilal
📌 Ketua Banom Mubaligh Mubaligh
🕌 Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Dumai
📱 HP / WA: 0852-1637-1809
Khotib Jumat di Masjid Nurul Janah, Bangsal Aceh.
Tema: "Perang terbesar bukan perang nuklir, tapi perang terbesar adalah perang melawan hawa nafsu sendiri."
Dalam rangka mengevaluasi diri dalam menggunakan waktu berkaitan dengan satu Muharam 1447 Hijriah.
Tema: "Perang terbesar bukan perang nuklir, tapi perang terbesar adalah perang melawan hawa nafsu sendiri."
Perang Terbesar Adalah Melawan Hawa Nafsu
Pada Jumat yang penuh berkah di Masjid Nurul Janah, Bangsal Aceh, khutbah Jumat menghadirkan tema yang sangat mendalam dan menggugah hati: "Perang Terbesar Bukanlah Perang Nuklir, Melainkan Perang Melawan Hawa Nafsu Sendiri."
Khutbah ini disampaikan dalam rangka menyambut dan mengevaluasi diri pada momen mulia, yaitu awal bulan Muharram 1447 Hijriah. Sebuah waktu yang tepat untuk refleksi diri dan memperbarui komitmen spiritual kita kepada Allah SWT.
Perang yang Tidak Akan Pernah Usai
Dalam khutbah tersebut, khatib mengangkat perbandingan yang sangat kuat. Perang nuklir, sebesar apapun dampaknya, masih memiliki potensi untuk dihentikan. Kita melihat contoh dari konflik seperti antara Iran dan Amerika atau antara Israel dan negara-negara lain — semuanya bisa mencapai kesepakatan damai, bisa terjadi gencatan senjata.
Namun berbeda dengan perang melawan hawa nafsu. Ini adalah perang yang tak mengenal jeda, tak bisa dihentikan oleh perjanjian, dan berlangsung selama nyawa masih bersemayam dalam raga. Selama dunia ini masih berputar dan manusia masih bernapas, maka perjuangan melawan dorongan nafsu yang merusak akan terus berlanjut.
Kegagalan Sejati Adalah Tunduk pada Nafsu
Dalam khutbah yang menyentuh ini, khatib menegaskan bahwa kegagalan terbesar manusia adalah ketika ia dikalahkan oleh hawa nafsunya sendiri. Banyak dari kita yang lalai, membiarkan waktu berlalu tanpa amal, tanpa kebajikan, tanpa perjuangan untuk menjadi lebih baik.
Inilah yang disebut Allah dalam Al-Qur'an sebagai kerugian sejati. Bukan karena harta yang hilang, bukan karena jabatan yang sirna, tetapi karena waktu yang terbuang sia-sia tanpa diisi dengan amal kebaikan.
Firman Allah yang Mengingatkan
Khutbah ini ditutup dengan pengingat dari Surah Al-Asr, firman Allah yang menggetarkan:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh, serta saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.”
— QS. Al-Asr
Ayat ini adalah cermin bagi jiwa. Bahwa keselamatan dari kerugian hanya dimiliki oleh mereka yang:
-
Beriman
-
Beramal sholeh
-
Menasihati dalam kebenaran
-
Dan menasihati dalam kesabaran
Penutup: Ajakan untuk Bangkit
Khutbah ini bukan sekadar kata-kata di mimbar. Ia adalah seruan untuk kita semua. Mari gunakan momen tahun baru Hijriah ini untuk mengoreksi diri, membenahi niat, dan memulai jihad terbesar — jihad melawan hawa nafsu.
Karena sesungguhnya, musuh terbesar bukanlah yang di luar diri, tetapi yang bersarang dalam hati.
0 Comments