🌙 Cahaya Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H Masjid Hidayatul Awam, Jalan Harapan RT 012 Bagan Keladi

Ustadz H. Samsul Hilal

Ketua Banom Mubaligh
Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Dumai

📱 HP/WA: 0852-1637-1809

📌 Kamis, 11 September 2025



🕌 Suasana Penuh Haru

Malam itu, Masjid Hidayatul Awam dipenuhi cahaya wudu jamaah yang datang dengan hati penuh rindu kepada Rasulullah SAW. Lantunan ayat suci Al-Qur’an yang dibacakan Qoriah Asma M. Ilyas membuka tirai acara dengan getaran iman, seolah menghadirkan suasana Madinah di tengah Bagan Keladi.

Dipandu dengan penuh kelembutan oleh Nindia Sari, acara semakin terasa istimewa karena menjadi momentum kebersamaan umat dalam memperingati kelahiran junjungan alam, Nabi Muhammad SAW.


✨ Sambutan Pengurus Masjid

Dalam sambutannya, Ketua Masjid Abdul Gofar tak kuasa menyembunyikan rasa syukur. Dengan suara bergetar beliau mengingatkan bahwa meski 12 Rabiul Awal telah berlalu, semangat Maulid tidak pernah pudar.

“Walaupun sederhana, tahun ini kita laksanakan di dalam masjid. InsyaAllah kesederhanaan ini justru melahirkan keikhlasan yang mendatangkan ridha Allah dan syafaat Rasulullah,” ujarnya, disambut anggukan khusyuk jamaah.

Beliau juga mengajak semua yang hadir untuk menjadikan Maulid bukan sekadar seremonial, melainkan momentum meneguhkan tekad mengikuti sunnah Nabi dalam kehidupan sehari-hari.


📖 Tausiah yang Menyentuh Kalbu

Ustadz H. Samsul Hilal, dengan suara yang penuh wibawa sekaligus kehangatan, membawa jamaah larut dalam kerinduan kepada Rasulullah SAW. Beliau menekankan tiga pesan utama:

  • Shalat berjamaah adalah tiang kehidupan beragama. Tanpa shalat, iman rapuh.

  • Selawat adalah tanda cinta. Jangan remehkan selawat, sebab itu perintah Allah, bukan sekadar permintaan Nabi.

  • Keluarga sakinah adalah teladan Nabi. Rasulullah memperlakukan Aisyah dengan cinta, kelembutan, dan penghargaan—contoh abadi untuk setiap rumah tangga muslim.

Sesekali jamaah tersenyum karena humor segar beliau, namun tak jarang mata mereka berkaca-kaca ketika mendengar seruan:

“Jangan sombong meninggalkan selawat. Nabi tidak rugi, kita yang rugi. Shalat jangan ditawar, selawat jangan ditinggalkan—karena keduanya adalah jalan menuju syafaat beliau di yaumil qiyamah.”

Kata-kata itu bagaikan petir yang menyadarkan, lalu berubah menjadi pelipur lara bagi hati yang haus akan kasih sayang Nabi.


🤲 Doa Penuh Harap

Acara ditutup dengan doa bersama yang menggema di seluruh penjuru masjid. Jamaah menengadahkan tangan dengan linangan air mata, memohon agar hidup mereka senantiasa dalam naungan hidayah, keberkahan, dan syafaat Rasulullah SAW.

Malam itu, Masjid Hidayatul Awam bukan sekadar tempat peringatan. Ia menjadi saksi cinta umat kepada Rasulullah, sekaligus titik awal memperbaharui janji untuk meneladani beliau dalam setiap langkah kehidupan.

🌸 Subhanallah, Alhamdulillah, La ilaha illallah, Allahu Akbar.
Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala ali Sayyidina Muhammad.


















0 Comments

🏠 Home